A.
PENGGUNAAN
METODE PENGAJARAN
Secara harfiah metode dapat diartikan
sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal. Dengan kata lain metode pengajaran merupakan cara yang digunakan oleh
pengajar atau guru untuk mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah
disusun sebelumnya.
Langkah-langkah
dalam menggunakan metode pengajaran secara umum ada tiga tahap, yaitu:
1. Tahap
persiapan
- merumuskan tujuan yang ingin dicapai
- menentukan materi yang akan
disampaikan
- mempersiapkan alat bantu
2. Tahap
Pelaksanaan
- menyampaikan tujuan pembelajaran
- menyampaikan materi
3.
Tahap Evaluasi
- mengetahui pemahaman siswa
tentang materi yang disampaikan
- mengadakan ujian atau latihan yang
relevan dengan materi yang
disampaikan
Jenis-jenis Metode Pengajaran
1. Ceramah
Metode ceramah merupakan metode pengajaran yang dilakukan dengan cara menyajikan
materi pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan secara langsung
kepada sekelompok siswa.
a. Kelebihan
dan Kelemahan Metode Ceramah
Kelebihan metode ceramah antara
lain:
1)
Ceramah
merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan. Disebut mudah dan murah
karena dengan metode ini hanya mengandalkan kemampuan komunikasi guru, dan
tidak memerlukan banyak perlengkapan dan persiapan sebelumnya.
2)
Ceramah
dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya mata pelajaran yang banyak
dapat dirangkum intisarinya oleh guru dalam waktu singkat.
3)
Ceramah
dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat
mengatur pokok-pokok materi mana yang perlu ditekankan.
4)
Melalui
ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas.
5)
Organisasi
kelas dengan menggunakan metode ceramah dapat diatur lebih sederhana.
Disamping itu, metode ceramah
juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
1)
Materi
yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa
yang dikuasai guru.
2)
Ceramah
yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme,
karena dalam metode ceramah siswa harus mengandalkan kemampuan auditif mereka.
Padahal setiap siswa memiliki kemampuan yang tidak sama, termasuk dalam
ketajaman menangkap materi pelajaran melalui pendengaran.
3)
Ceramah
dapat dianggap membosankan bagi siswa jika guru tidak dapat menyampaikan meteri
dengan menarik.
4)
Melalui
ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa
yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika sesi pertanyaan tidak ada siswa
yang bertanya, tidak menjamin bahwa siswa seluruhnya sudah paham.
b.
Langkah-Langkah
Menggunakan Metode Ceramah
Agar metode ceramah berhasil,
maka ada beberapa hal yang harus dilakukan , baik pada tahap persiapan maupun
pada tahap pelaksanaan.
1)
Tahap
persiapan
·
Merumuskan
tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran adalah proses yang bertujuan,
oleh sebab itu merumuskan tujuan yang jelas merupakan langkah awal yang harus
dipersiapkan guru. Apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran
dengan ceramah berakhir.
·
Menentukan
pokok-pokok materi yang akan diceramahkan. Keberhasilan ceramah sangat
tergantung pada tingkat penguasaan guru tentang materi yang akan diceramahkan,
oleh karena itu guru harus mempersiapkan pokok-pokok materi yang akan
disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
·
Mempersiapkan
alat bantu. Alat bantu sangat diperlukan untuk menghindari kesalahan persepsi
siswa, oleh karena itu menyediakan alat bantu seperti gambar sangat diperlukan.
2)
Tahap
pelaksanaan
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang menentukan.
Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam langkah
pembukaan ini.
a)
Langkah
pembukaan
- Yakinkan
bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, guru perlu
mengemukakan terlebih dahulu tujuan yang harus dicapai oleh siswa.
- Lakukan
langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang lalu
dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Kegiatan apersepsi perlu
dilakukan untuk mempersiapkan siswa secara mental agar siswa mampu
menerima materi yang akan disampaikan.
b)
Langkah
penyajian
Tahap penyajian adalah tahap
penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur. Agar ceramah kita
berkualitas, maka guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada
materi yang sedang disampaikan. Untuk menjaga perhatian ini ada beberapa hal
yang dapat dilakukan:
- Menjaga
kontak mata dengan siswa
- Gunakan
bahasa yang komunikatif dan mudaah dicerna oleh siswa
- Sajikan
materi pelajaran dengan sistematis
- Tanggapilah
respon siswa dengan segera
c)
Langkah
penutupan
Ceramah harus ditutup agar
materi pelajaran yang sudah dipahami siswa tidak hilang. Lakukanlah kegiatan
agar siswa tetap mengingat materi pelajaran. Beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan untuk mendukung hal tersebut antara lain:
- Membimbing
siswa untuk menarik kesimpulan
- Merangsang
siswa untuk dapat menanggapi materi pelajaran yang telah disampaikan
- Melakukan
evaluasi untuk mengetahui penguasaan siswa tentang materi pelajaran
2. DEMONSTRASI
Metode
demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi dan benda tertentu,
baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian,
demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Dalam
strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan
strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
a.
Kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi
Sebagai
suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, diantaranya
:
1)
Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan
dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang
dijelaskan.
2)
Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa
tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3)
Dengan cara mengamati langsung siswa akan memiliki
kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian
siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.
Disamping
beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan,
diantaranya :
1)
Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih
matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga
dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk
menghasilkan pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus bebrapa kali
mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
2)
Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan
tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan
yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
3)
Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru
yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Disamping
itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk
keberhasilan proses pembelajaran siswa.
b.
Langkah-langkah menggunakan metode demonstrasi
1)
Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang dilakukan, yaitu :
·
Rumuskan
tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.
Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap, atau
keterampilan tertentu.
·
Persiapkan
garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. Garis-garis
besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk menghindari
kegagalan.
·
Lakukan
uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang diperlukan.
2)
Tahap pelaksanaan
a)
Langkah pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, diantaranya :
·
Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua
siswa dapat memerhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
·
Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh
siswa.
·
Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan
oleh siswa.
b)
Langkah pelaksanaan demonstrasi
·
Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan
yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan
yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memerhatikan
demonstrasi.
·
Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan
menghindari suasana yang menegangkan.
·
Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya
demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.
·
Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara
aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses
demontrasi itu.
c)
Langkah mengakhiri demonstrasi
Proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan
tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan
proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan
apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan
tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama
tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.
3. DISKUSI
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang
menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah
untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami
pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen,1998). Karena
itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih
bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara
bersama-sama. Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk menggunakan
metode diskusi dalam proses pembelajaran. Keberatan itu biasanya timbul dari
asumsi :
·
Diskusi merupakan metode yang sulit diprediksi
hasilnya oleh karena interaksi antar siswa muncul secara spontan, sehingga
hasil dan arah diskusi sulit ditentukan.
·
Diskusi biasanya memerlukan waktu yang cukup
panjang, padahal waktu pembelajaran didalam kelas sangat terbatas, sehingga
keterbatasan itu tidak mungkin dapat menghasilkan sesuatu secara tuntas.
Dilihat
dari pengorganisasian pembelajaran, ada perbedaan yang sangat prinsip
dibandingkan dengan metode sebelumnya, yaitu ceramah dan demonstrasi. Kalau
metode ceramah atau demonstrasi materi pelajaran sudah diorganisir sedemikian
rupa sehingga guru tinggal menyampaikannya, maka tidak demikian halnya dengan
metode diskusi. Pada metode ini bahan atau materi pembelajaran tidak
diorganisir sebelumnya serta tidak disajikan secara langsung kepada siswa,
materi pembelajaran ditemukan dan diorganisisr oleh siswa sendiri, oleh karena
tujuan utama metode ini bukan hanya sekedar hasil belajar, tetapi yang lebih
penting adalah proses belajar.
Secara
umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran,
yaitu :
·
Diskusi kelompok
Diskusi
ini dinamakan juga sebagai diskusi kelas. Pada diskusi ini permasalahan yang
disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Yang mengatur
jalannya diskusi adalah guru itu sendiri.
·
Diskusi kelompok kecil
Pada
diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Proses pelaksanaan diskusi
ini dimulai dari guru menyajikan masalah dengan beberapa submasalah. Setiap
kelompok memecahkan submasalah yang disampaikan guru. Proses diskusi diakhiri
dengan laporan setiap kelompok.
Jenis
apapun diskusi yang digunakan menurut Bridges (1979), dalam proses
pelaksanaannya, guru harus mengatur kondisi agar :
1)
Setiap siswa dapat bicara mengeluarkan gagasan dan
pendapatnya.
2)
Setiap siswa harus saling mendengar pendapat orang
lain.
3)
Setiap siswa harus saling memberikan respons.
4)
Setiap siswa harus dapat mengumpulkan atau mencatat
ide-ide yang dianggap penting.
5)
Melalui diskusi setiap siswa harus dapat mengembangkan
pengetahuannya serta memahami isu-isu yang dibicarakan dalam diskusi.
Kondisi tersebut ditekankan oleh Bridges, sebab diskusi
merupakan metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan
strategi pembelajaran berbasis pemecahan masalah. Strategi ini diharapkan bisa
mendorong siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir alamiah serta dapat mengembangkan pengetahuan siswa.
a.
Kelebihan dan kelemahan metode diskusi
Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala
diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
1)
Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih
kreatif khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
2)
Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran
dalam mengatasi setiap permasalahan.
3)
Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat
atau gagasan secara verbal. Disamping itu, diskusi juga bisa melatih siswa
untuk menghargai pendapat orang lain.
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki
beberapa kelemahan, diantaranya :
1)
Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh
2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan bicara.
2)
Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga
kesimpulan menjadi kabur.
3)
Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang
tidak sesuai dengan yang direncanakan.
4)
Dalam diskusi sering terjadi perbedaab pendapat yang
bersifat emosional yang tidak terkontrol.
b.
Jenis-jenis diskusi
Terdapat bermacam-macam jenis diskusi yang dapat
digunakan dalam proses pembelajaran, antara lain :
1)
Diskusi kelas
Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah
proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai
peserta diskusi. Prosedur yang digunakan dalam jenis diskusi ini adalah : Pertama, guru membagi tugas sebagai
pelaksanaan diskusi. Kedua, sumber
masalah memaparkan masalah yang harus dipecahkan selama 10-15 menit. Ketiga, siswa diberi kesempatan untuk
menganggapi permasalahn setelah mendaftar pada moderator. Keempat, sumber masalah memberi tanggapan, dan Kelima, moderator menyimpulkan hasil diskusi.
2)
Diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam
kelompok-kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang. Pelaksanaannya
dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah
tersebut dibagi-bagi kedalam submasalah yang harus dipecahkan oleh setiap
kelompok kecil. Selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan
hasil diskusinya.
3)
Simposium
Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu
persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Simposium
dilakukan untuk memberikan wawasan yang luas kepada siswa. Setelah para penyaji
memberikan pandangannya tentang masalah yang dibahas, maka simposium diakhiri
dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim perumus yang telah ditentukan
sebelumnya.
4)
Diskusi panel
Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan
oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang dihadapan
audiens. Diskusi panel berbeda dengan
jenis diskusi lainnya. Dalam diskusi panel audiens tidak terlibat secara
langsung, tetapi berperan hanya sekedar peninjau para panelis yang sedang
melaksanakan diskusi. Oleh sebab itu, agar diskusi panel efektif perlu
digabungkan dengan metode lain, misalnya dengan metode penugasan. Siswa disuruh
untuk merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.
c.
Langkah-langkah melaksanakan diskusi
Agar penggunaan diskusi berhasil dengan efektif, maka
perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1)
Langkah persiapan
Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi diantaranya :
·
Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik
tujuan yang bersifat umum, maupun tujuan khusus. Tujuan yang ingin dicapai
mesti dipahami ileh setipa siswa sebagai peserta diskusi. Tujuan yang jelas
dapat dijadikan sebagai kontrol dalam pelaksanaan.
·
Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Misalnya, apabila tujuan yang ingin
dicapai adalah penambahan wawasan siswa tentang suatu persoalan, maka dapat
digunakan diskusi panel, sedangkan jika yang diutamakan adalah mengembangkan
kemampuan siswa dalam mengembangkan gagasan, maka simposium dianggap sebagai
jenis diskusi yang tepat.
·
Menetapkan masalah yang akan dibahas. Masalah
dapat ditentukan dari isi materi pembelajaran atau masalah-masalah yang aktual
yang terjadi dilingkungan masyarakat yang dihubungkan dengan materi
pembelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkan.
·
Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan
dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala
fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim
perumus, manakala diperlukan.
2)
Pelaksanaan diskusi
Beberapa
hal yang perli diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah :
·
Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat
mempengaruhi kelancaran diskusi.
·
Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan
diskusi, misalnya, menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi
sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan.
·
Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main
yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memperhatikan
suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling
menyudutkan dan lain sebagainya.
·
Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap
peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya.
·
Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan
yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya
arah pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.
3)
Menutup diskusi
Akhir
dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah dilakukan hal-hal
sebagai berikut,
·
Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai
kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.
·
Me-review jalannya diskusi dengan meminta
pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.
4. SIMULASI
Simulasi
berasal dari kata simulate yang artinya berpra-pura atau berbuat seakan-akan.
Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalamn
belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep,
prinsip atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode
mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dilakkukan secara
lansung pada objek yang sebenarnya.
a.
Kelebihan dan kelemahan metode simulasi
Terdapat
beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode mengajar,
diantaranya :
1.
Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam
menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
2.
Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karna
melalui simulasi siswa diberikan kessempatan untuk memainkan peranan sesuai
dengan topic yang disimulasikan.
3.
Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri
siswa.
4.
Memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematic.
5.
Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses
pembelajaran.
Simulasi juga
mempunyai kelemahan. Diantaranya :
1.
Pengalamn yang diperoleh dari simulasi tidak selalu
tepaat dan sesuai dengan kenyataan dilapangan.
2.
Pengelolaan yang kurang baik.
3.
Factor psikologis seperti rasa malu dan takut sering
memengaruhi siswa dalam melakkukan simulasi.
b.
Jenis-jenis simulasi
Simulasi terdiri
dari beberapa jenis, yaittu :
a.
Sosiodrama
Yaitu
metode pemmbelajaran bermain peran untuk memecahkan asalah-masalah yang
berkaitan dengan fenomena sosial, seprti kenakalan remaja.
b.
Psikodrama
\merupakan
metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari
permasalahan-permasalahan psikologis.
c.
Role playing
Adalah
metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk
mengkreasikan peristiwa sejarah, peristiwa-peristiwa actual, atau kejadian yang
mungkin muncul dimasa yang akan datang.
C.
langkah-langkah simulasi
1)
Persipan simulasi
§
Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang
hendak dicapai oleh simulasi.
§
Guru memberikan gambaran maslah dalam situasi
yang disimulasikan.
§
Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam
simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh para pameran, serta waktu yang
disediakan.
§
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya khususnya pada siswa yang terlibat dalam pameran simulasi.
2)
Pelaksanaan simulasi
§
Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pameran.
§
Para siswa lainnya mengikui dengan penuh
perhatian.
5. Kerja Lapangan
Metode kerja lapangan merupakan metode
mengajar dengan mengajak siswa kedalam suatu
tempat diluar sekolah yang bertujuan tidak hanya sekedar observasi atau
peninjauan saja, tetapi langsung terjun turut aktif ke lapangan kerja agar
siswa dapat menghayati sendiri serta bekerja sendiri didalam pekerjaan yang ada
dalam masyarakat.
Kelebihan Metode Kerja Lapangan:
1)
Siswa mendapat kesemmpatan untuk langsung aktif bekerja
dilapangan sehingga memperoleh pengalaman langsung dalam bekerja
2)
Siswa menemukan pengertian pemahaman dari pekerjaan itu
mengenai kebaikan maupun kekurangannya.
Kekurangan Metode Kerja Lapangan:
1) Waktu
terbatas tidak memungkinkan memperoleh pengalaman yang
2) mendalam
dan penguasaan pengetahuan yang terbatas
3) Untuk
kerja lapangan perlu biaya yang banyak
4) Tidak
tersedianya trainer guru/pelatih yang ahli
Referensi :
Syah
Muhibbun, Psikologi Belajar, Raja
Wali pers, Jakarta : 2010.
Suryabrata
Sumadi, Psikologi aPendidikan, PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta : 2001