Internet
kini sudah menjadi salah satu yang menjadi pilihan yang tidak terkendali dalam
dunia maya. Segala apa yang di internet
menjadi salah satu untuk penghubung kebutuhan Anda, misalnya saja dengan
internet Anda dapat membeli barang yang Anda inginkan, bukan itu saja internet
pun dapat membuat Anda terhungun dengan teman - teman Anda yang jauh diluar
negeri yang sulit untuk Anda jangkau. Internet telah membuat banyak orang
menjadi “gila”. Ada orang yang lebih mencintai internet melebihi rasa cinta
kepada pasangannya. Ada juga orang yang rela tidak tidur demi chating dan
browsing. Ada anak yang lebih memilih internet dari nasi. Dari orang dewasa
hingga anak-anak memenuhi warung-warung internet, setiap harinya, karena
“kegilaan” terhadap internet. Namun
disamping itu internet memberikan dampak yang dapat dibilang negatif. Pasalnya
internet dapat membuat orang - orang lupa akan waktunya, sepertinya internet
merupakan teman sejati.
Internet
nampaknya sudah menjadi wabah yang membuat orang lupa waktu, bukan hanya orang
dewasa, anak - anak pun kini rela menghabiskan uang jajannya untuk ke warnet
dan bermain internet. Yang paling mengerikan dari dampak terlalu banyak
berkecimpung dalam internet, ternyata dapat membuat gangguan mental
diantaranya:
Berikut
ini adalah 6 ancaman gangguan mental saat kita sedang online:
1.
Gangguan
kepribadian berupa emosi yang sebentar-sebentar meledak di saat online –
mengamuk karena mudah tersinggung (Online
Intermittent Explosive Disorder/OIED)
Orang yang
mengidap gangguan ini tampak normal pada awalnya. Beberapa hari atau jam
sebelumnya mereka bisa saja melakukan pembicaraan-pembicaraan lucu atau
komentar-komentar hangat. Akan tetapi beberapa saat kemudian berubah
marah-marah dan mengumpat disebabkan sesuatu yang menyinggung perasaannya.
hal
itu bisa terjadi di Internet dikarenakan
·
Kebanyakan dari kita hanya bisa menahan
hasrat untuk melakukannya di dunia nyata, yang apabila dilakukan mungkin bisa
membuahkan sebuah tinju ke wajah kita.
·
Di Internet kebanyakan pengguna
menyembunyikan identitas aslinya, sehingga mereka dengan bebas mengeluarkan isi
hati dan kemarahannya tanpa khawatir reputasinya menjadi jelek.
·
Karena pengungkapan perasaan dalam
bentuk tulisan sering terlihat datar dan tidak menggambarkan emosi dengan
jelas, seperti halnya nada suara, mimik wajah dan bahasa tubuh lainnya di saat
tatap muka langsung, sehingga orang cenderung menggunakan kata-kata yang tajam,
kasar dan keras untuk mewakili sebuah perasaan tertentu.
2. Toleransi rendah terhadap kekalahan
dalam forum (Low Forum Frustration
Tolerance/LFFT)
Digambarkan
sebagai seseorang yang mencari-cari kepuasan segera atau penghindaran dari rasa
sakit dengan segera. Pada awalnya mirip dengan perilaku anak tujuh tahunan yang
menginginkan sebuah mainan, dan akan berteriak dengan menghentak-hentakan
tangan dan kakinya agar segera mendapatkan apa diinginkannya.
Bagi
orang yang suka menulis dan melakukan posting, sering kali merasa bahwa
postingnya sangat sempurna. penulisnya hampir setiap waktu mengecek masuknya
komentar yang baru diberikan pembacanya. Jika ia mendapat komentar-komentar
miring penuh kritik, maka dengan cepat ia akan meluncurkan jawaban yang akan
mematahkan tanggapan itu. Jika tidak ada yang memberikan komentar, dia akan
mengirimkan komentarnya sendiri – mungkin dengan nama lain – untuk meramaikan
tulisannya.
hal
ini bisa terjadi di Internet dikarenakan Kegiatan itu membuat kita menjadi
tidak sabaran, karena ingin segera melihat respon dengan dari pihak lain.
Ketidaksabaran ini meminimalkan toleransi terhadap serangan yang menimbulkan
ketersinggungan.
3.
Munchausen
di Internet – tukang cerita untuk membangkitkan rasa kasihan (Munchausen Syndrom).
Suatu
kondisi di mana seseorang dengan sengaja membuat kebohongan, menirukan,
menambah buruk suatu keadaan, atau mempengaruhi diri sendiri agar sakit dengan
tujuan diperlakukan seperti orang sakit.
Kenapa
hal ini bisa terjadi di internet, hal ini terjadikan dikarenakan Sangat mudahnya
seseorang melakukan kebohongan dalam kehidupan nyata, dan sepuluh kali lebih
mudah melakukannya di internet, karena tidak ada seorang pun bisa memeriksa
kebenaran fakta-faktanya
4.
Gangguan
kepribadian yang tergoda untuk memaksa orang lain pada saat online (Online Obsessive-Compulsive Personality
Disorder/OOCPD)
Gangguan
kepribadian jenis ini bisa dijelaskan dengan contoh kegilaan akan tata bahasa.
Ketika orang menemukan suatu kesalahan tata bahasa atau penulisan kata yang
keliru dari orang lain dalam sebuah posting atau komentar, maka dia langsung
menyerang dan dengan keras memprotesnya.
Kenapa
hal demikian bisa terjadi di internet? Yaitu Dalam kenyataannya penderita OCPD
merasakan ketakutan yang tidak logis terhadap dunia yang lebih berantakan,
lebih kotor dan lebih kacau dibanding seharusnya yang dia pikirkan; sehingga
secara cepat keadaan menjadi lebih buruk, dan akan mengalami kehancuran sampai
ada seseorang yang memperbaikinya.
Di
Internet, setelah membaca setiap komentar-komentar, orang normal akan menderita
nasib yang sama. Tata bahasa yang keliru, pilihan kata yang tidak tepat, atau
bahasa gaul yang membingungkan, mendesak anda untuk mengoreksinya. Tidak sulit
merasakan keinginan untuk melatih diri menggunakan bahasa yang benar
5.
Low
Cyber Self-Esteem (LCSE) atau penghargaan terhadap diri sendiri yang rendah (Seperti seseorang yang dibenci setiap
orang, tapi tidak ada yang meninggalkannya)
Di
dalam kehidupan nyata ini disebut merendahkan diri sendiri atau perilaku
pencarian perhatian. Jika sampai kepada tingkat ekstrem, hal itu dapat berubah
menjadi Online Erotic Humiliation atau pelecehan seksual secara online, di mana
pelecehan menjadi sebuah tindakan nyata. Sehingga ketika anda mengatakan kepada
seseorang agar melakukan sebuah tindakan seksual, mungkin dia akan menganggap
hal itu penting dan dia dengan sungguh-sungguh akan melakukannya.
Kenapa
hal itu bisa terjadi di Internet. Dikarenakan adanya Pencari perhatian
mendapatkan apa yang diinginkannya, dan penghina diri sendiri mendapatkan cukup
ketegangan untuk mengaktualisasikan dirinya yang intropet melalui sinyal-sinyal
yang dikirimnya via keyboard.
6.
Internet
Asperger’s Syndrome
Hilangnya
semua aturan sosial dan empati pada diri seseorang, disebabkan tanpa alasan
selain hanya secara kebetulan berhadapan dengan sebuah benda mati;
berkomunikasi via papan tombol dan monitor pada suatu waktu.
sindrom
ini adalah bentuk halus dari autisme yang tampak berupa ketidakmampuan biologi
untuk menunjukkan empati kepada manusia lain, mungkin disebabkan ketidakmampuan
untuk mengenali isyarat nonverbal. Mereka secara terus-menerus bertingkah aneh
dan mengganggu disebabkan mereka tidak mengetahui bahwa anda terganggu. Ada
bagian dari otak mereka yang rusak. (Beberapa kasus bunuh diri yang direkam
dengan webcam – yang sebagian mungkin main-main – dan dipublikasikan di
Internet. Untuk sekarang ini mungkin kita tidak yakin bahwa hal itu benar-benar
terjadi, tetapi sebenarnya hanya masalah waktu.)
hal
ini bisa terjadi, Orang yang melakukan semua komunikasi online mereka
menampilkan perilaku Asperger karena mereka ingin memberikan kesan ada kerugian
yang sama pada diri sendiri. Di dalam hal ini, ketika kemampuan melihat respon
dan mimik wajah atau ekspresi nonverbal sudah hilang, begitu juga dengan
empati. Maka hal yang anda beritahukan hanya kepada orang yang tidak ada,
karena itu hanyalah sekelompok kata-kata pada layar. Sekelompok kata-kata kecil
yang tidak berarti.
Nah,
dari beberapa pemaparan diatas bisa kita lihat, sebenarnya tidak ada larangan
untuk berinternet,akan tetapi beriternetlah dengan sehat,jagalah diri kita dan
keluarga agar selamat dari sisi negatif internet. jangan biarkan diri kita
dikendalikan oleh internet,tetapi kitalah yang harus mengendalikannya,dengan
mengetahui batasan-batasan dan bertindak sesuai kewajaran dan tidak melebihi
batas dalam ber internet.
Sumber:
http://dammar-asihan.blogspot.com/2013/03/6-gangguan-mental-akibat-internet-di.html
Yudira, Ferdhika
. (2013). Gangguan mental saat kita sedang online. Diakses http://www.ferdhika31.com/2013/04/gangguan-mental-saat-kita-sedang-online.html