About

budaya

Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 17 Maret 2012

PRILAKU ASSERTIF

Pengertian Perilaku Assertif
Asertif berasal dari kata asing to assert yang berarti menyatakan dengan tegas. Menurut Lazarus (Fensterheim, l980), pengertian perilaku asertif mengandung suatu  tingkah laku yang penuh  ketegasan yang timbul karena adanya kebebasan emosi dan keadaan efektif yang mendukung yang antara lain meliputi : menyatakan hak-hak pribadi, berbuat sesuatu untuk mendapatkan hak tersebut, melakukan hal tersebut sebagai usaha untuk mencapai kebebasan emosi.
Emmons dan Alberti (2002) mengatakan bahwa assertif adalah mempromosikan kesetaraan dalam hubungan manusia, yang memungkinkan kita untuk bertindak menurut kepentingan diri sendiri, untuk membela diri sendiri tanpa kecemasan yang tidak semestinya, untuk mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman, untuk menerapkan hak-hak pribadi kita tanpa menyangkali hak-hak orang lain.


Komponen Perilaku Assertif
Menurut Emmons dan Alberti (2002) ada beberapa komponen yang harus diperhatikan dalam perilaku assertif, diantaranya yaitu :

1.  Konta mata (Eye contact)
Saat berbicara individu yang asertif menunjukkan kontak mata dengan menatap langsung dengan lawan bicaranya, sehingga akan membantu dalam mengkomunikasikan ketulusan, menunjukkan perhatian dan penghormatan kepada orang lain serta meningkatkan kelangsungan pesan yang disampaikan.   Sikap Tubuh 

2. (Body Posture)
Sikap tubuh yang ditunjukkan oleh individu yang asertif adalah sikap tubuh yang aktif dan tegak. Sikap berdiri yang membungkuk dan pasif, menandakan kurangnya keasertifan seseorang.

3. Jarak atau kontak fisik (Distance / Physical contact)
Individu yang asertif  mempunyai kemampuan dalam menjaga jarak ketika berinteraksi dengan orang lain. Kedekatan di antara orang-orang yang terlibat pembicaraan akan memiliki dampak yang cukup besar dalam komunikasi. Akan tetapi apabila terlalu dekat mungkin dapat menyinggung perasaan orang lain.

4.  Isyarat (Gesture)
Isyarat yang ditunjukkan oleh individu yang asertif dapat menambah ketegasan, keterbukaan, kehangatan, rasa percaya diri dan spontanitas  dalam berkomunikasi dengan orang lain.

5.  Ekspersi Wajah ( Facial expression)
Dalam berbicara dengan orang lain, individu yang asertif mampu mengekspresikan wajah sesuai dengan pesan atau hal apa yang akan disampaikan.

6. Nada, modulasi, volume suara (Voice tone, inflection, Volume)
Saat mengungkapkan pikiran dan perasaan secara verbal, individu yang asertif menggunakan intonasi suara yang tepat.

7. Kefasihan (Fluency)
Pembicaraan yang dilakukan dengan fasih tentunya sangat akan berbeda ketika seseorang berbicara dengan jeda. Kefasihan tersebut akan memperlihatkan kepercayaan diri seseorang.

8.  Penetapan waktu (Timing)
Individu yang asertif mampu menyatakan sesuatu kepada orang lain secara tepat sesuai dengan waktu dan tempat.  

9.  Mendengarkan (Lisening)
Individu yang asertif mempunyai kemampuan untuk mendengarkan dengan seksama ketika lawan bicaranya sedang berbicara, sehingga  mampu menahan diri untuk tidak mengekspresikan diri sesaat.  Mendengarkan yang assertif adalah melibatkan keseluruhan komitmen kepada orang lain. Sikap ini membutuhkn perhatian dan diiringi dengan sikap tubuh yang tidak berlebihan. Dalam hal ini kontak mata dan isyarat tertentu menjadi sangat penting.

10. Pemikiran (Thought)
Komponen keasertifan lainnnya adalah proses pemikiran. Dimana ada dua aspek dari pemikiran assertif yaitu sikap seseorang tentang apakah merupakan ide bagus jika bersikap assertif dan pemikiran seseorang tentang dirinya sendiri ketika dihadapkan pada situasi yang menuntutnya berperilaku assertif.

11. Isi (content)
Individu yang asertif mampu mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan memilih kalimat yang tepat dalam berkomunikasi dengan orang lain. Di mana komunikasi yang mempunyai isi (content) adalah komunikasi yang dilakukan untuk mengkomunikasikan hal-hal yang dianggap penting baik oleh pemberi informasi maupun penerima informasi.\


sumber : Perbedaan perilaku assertif antara mahasiswa aktivis dan bukan aktivis di UINS suska Riau, Nailil Husna, 2006

Rabu, 14 Maret 2012

Gay & Waria

Sebagian dari kita pasti masih menganggap Gay dan Waria itu sama, padahal jika kita mau sedikit jeli memperhatikannya ada beberapa perbedaan yang cukup kentara jika dilihat dari sudut pandang kemasan kedua fenomena manusia ini. Lebih tepatnya mereka pada dasarnya serupa tapi tak sama.
Menurut literatur pada Kitab Suci Agama Islam dan beberapa agama samawi, diceritakan secara tertulis dan suci bahwa jauh sebelum Masehi, tepatnya disuatu Jaman pada masa hidup Nabi Luth AS, fenomena kelainan orientasi seks yang biasa disebut Homoseks dan Lesbian ini telah ada dan terjadi, sehingga dikabarkan juga bahwa akhirnya Tuhan yang Maha Kuasa menurunkan azab pada umat beliau kala itu. Karena menurut agama hal ini 100% dilarang dan terlarang untuk dicontoh apalagi dilakukan.

Gay atau "Homo" adalah istilah untuk laki-laki yang memiliki kecenderungan seksual kepada sesama pria atau disebut juga pria yang mencintai pria baik secara fisik, seksual, emosional atau pun secara spiritual. Mereka juga rata-rata agak memedulikan penampilan, dan sangat memperhatikan apa-apa saja yang terjadi pada pasangannya. Biasanya mereka melakukan hubungan sesama jenis melalui seks oral atau seks anal. Hubungan melalui anal seks disebut juga sodomi.

ciri-ciri seorang gay
  • Sebagian besar para gay secara phisik merupakan sosok - sosok pria dengan ketampanan diatas rata - rata pria pada umumnya, bahkan tampilan cendrung macho dan gagah.
  • Sebagian besar gay menandai dirinya dengan tindik pada bagian kupingbiasanya” yang sebelah kanan, namun sebagian lagi bahkan ada yang menindik kedua bagian kupingnya, oleh karena itu baiknya bagi pria yang berniat untuk melakukan tindik sebaiknya dipertimbangkan kembali agar jangan sampai salah memberikan simbol.
  • Sebagian dari mereka cendrung menyukai memakai perhiasan seperti kalung (biasanya kalung emas baik kuning maupun emas putih) layaknya seorang lelaki metrosexual.
  • Sebagian besar gay, secara sifat adalah jenis lelaki yang sopan santun, terkesan sangat rapi namun tetap menampilkan kesan feminisme dalam gerak-geriknya, tapi sebagian lagi sangat tidak kentara ketika berinteraksi
  • Sebagian besar gay, termasuk jenis pria-pria yang sensitif dan dalam kehidupan sehari-hari cukup supel dalam pergaulan, namun mereka sangat perfeksionis dalam bidangnya.
  • Sebagian besar pria gay biasanya berkarier dibidang-bidang seperti artis, penyanyi, desainer, penata rambut bahkan para model, namun secara garis besarnya mereka pada umumnya bergiat dibidang yang membutuhkan detil dengan perasaaan dengan tingkat perfeksionisme yang tinggi.
Waria (portmanteau dari wanita-pria) atau wadam (dari hawa-adam) adalah laki-laki yang lebih suka berperan sebagai perempuan dalam kehidupannya sehari-hari. Keberadaan waria telah tercatat lama dalam sejarah dan memiliki posisi yang berbeda-beda dalam setiap masyarakat. Walaupun dapat terkait dengan kondisi fisik seseorang, gejala waria adalah bagian dari aspek sosial transgenderisme. Seorang laki-laki memilih menjadi waria dapat terkait dengan keadaan biologisnya (hermafroditisme), orientasi seksual (homoseksualitas), maupun akibat pengondisian lingkungan pergaulan.
Waria tidak bisa disamakan dengan homoseksual, walau dua-duanya memiliki orientasi seks yang sama, yaitu menyukai sesama jenis.Namun ada perbedaan mendasar dari keduanya. Garis besarnya, waria secara kejiwaan merasa dirinya wanita walaupun secara biologis dan organ reproduksinya tulen milik pria namun mereka merasa seorang wanita

Ciri-ciri seorang Waria dan bedanya dengan seorang pria gay
  • Dari sudut penampilan hampir semua waria cenderung bergaya layaknya seorang wanita baik dari sisi pakaian maupun aksesoris serta pernak - pernik yang dikenakannya, penampilan inilah perbedaan yang paling mencolok antara seorang waria dengan seorang pria gay.
  • Sebagian besar waria tidak hanya dari segi penampilannya saja yang meniru secara pakem seorang wanita, bahkan banyak dari mereka yang sangat obsesif merubah secara paten organ-organ tubuhnya menyerupai seorang wanita. Lihat saja berapa banyak waria yang operasi payudara bahkan kelaminnya untuk merubah diri menjadi seorang wanita sejati, sedang para pria gay cenderung tetap mempertahankan kondisi phisiknya.
  • Gerak-gerik dan intonasi dialeknya ketika berkomunikasi pun sangat kentara walau terdengar aneh dan menggelikan dengan getaran volume antara wanita dan pria. Sedang para pria gay mampu agak menyamarkan intonasi ini walaupun secara halus masih tetap dapat dibedakan bagi yang jeli melihat dan mendengarkan intonasinya. 
  • Sebagian para waria, cendrung lebih sensitif dan posesif dari para wanita pada umumnya. Sehingga banyak kasus para waria bahkan rela membunuh pasangan warianya yang ketahuan berselingkuh.
  • Sebagian besar waria berkarier dibidang hiburan, penata rambut, perias, penata artistik bahkan sebagian lagi jika malam hari ada yang bergiat dibidang jasa layanan seks bagi pria-pria gay yang tidak memiliki pasangan tetap. Ini salah satu yang membedakan gay dengan waria karena biasanya gay lebih memilih menjalin hubungan tetap dengan sejenisnya.

Sepuluh Resep Efektif Untuk Menguatkan Kepribadian

inilah sepuluh resep untuk menguatkan kepribadian, menutup celah kekurangan, sehingga elemen-elemen pembunuhan kepribadian tidak menyerang diri anda. para pakar pengalaman meringkasnya sebagai berikut.

  1. biasakan untuk melihat sesuatu dari hakikat dan esensinya, serta tidak merasa cukup dengan melihat permukaan saja.
  2. jujur, iklas, bersunguh-sunguh, dan membiasakan diri untuk bberpikir dan mengkaji sesuatu secara mendalam. 
  3. merdeka dalam hal tidak hanya mengikuti kebiasaan dan pemikiran orang lain. ambillah pengetahuan dan prinsip dari hal hal-hal yang telah anda terima, anda dengar, dan anda lihat sendiri
  4. berada dalam keseimbangan antara khayalan dan kenyataan hidup. selanjutnya, bercampurlah antara pengaruh lingkungan dengan eksistensi and, perasaan anda, dan pengalaman anda
  5. teliti dan jelas dalam mengekpresikan pemikiran anda.
  6. mampu mengendalikan emosi dan perasaan, tidak dikuasai oleh keduanya, kecuali sesudah menganalisisnya dengan akal, dalil, dan argumentasi.
  7. menyibukkan diri dengan kerja yang bermamfaat dan berfaedah, karena jika akal pikiran tidak disibukkan dengan kebenaran, maka dia akan tersibukkan oleh kebatilan.
  8. puas dengan kerja yang dilakukannya, tidak puas dengan dengan kemampuan minimal yang dikerahkannya dalam pekerjaan tetapi terus berusaha untuk memperbaikinya mengembangkannya dengan inovasi tanpa henti.
  9. tidak tergantung kepada orang lain, karena hal itu. akan mendisfungsikan dayya pikir, dan melemahkan akal pikiran. berpegang kepada pendapat seseorang menyelisihi prinsip dan musyawarah. pada waktu yang sama, dia tetap dapat mengambil mamfaat dari orang lain.
  10. meyibukkan panca indra untuk berpikir, merenung, dan mengamati secara teliti. itulah sebaik-baiknya penolong bagi pemikiran. tidak menyibukkan akalpikiran dengan hal hal yang memancing perdebatan dan kebencian atau mendengar kata-kata yang buruk. semua itu menganggu daya pikir dan menelantarkan akal pikiran.

Wan Fahrul Rozikin