About

budaya

Pages

Senin, 29 April 2013

PSIKOLOGI PENDIDIKAN


PENGANTAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Oleh: erni amrisah, diana anggraini, ummul husna

A.    Pengertian Psikologi pendidikan
a.       menurut para ahli
1.      Menurut Barlow ( dalam Syah , 2002:12), adalah psikologi pendidikan sebagai “ a body of knowledge in psychological reseach which provides  a repertoire of resources to aid you in fungtioning more effectely in teaching learning prcess”. Yaitu psikologi pendidikan adalah merupakan sebuah pengatahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sum ber-sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas sebagaio seorang guru dalam proses belajar-mengajar secara lebih efektif.
2.      Menurut Tardif (dalam Syah, 2002:13), pasikologi pendidikan adalah sebuah bidang study yang berhubungan dengan dengan penerapan pengetahuan tentang prilaku manusia untuk usaha-usaha pendidikan.
3.      Menurut witherington (dalam Syah, 2002:13), dalam bukunya educatioanal pshycolgy terjemahan oleh M. Buckori psikologi pendidikan adalah sebagai sistematic study of teh proses and factor involvein tentang education of human being is called educational psychology, yakni bahwa psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang proses – proses dan faktor – faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.
4.      Menurut Crow & Crow ( dalam Purwanto, 2008: 8), adalah bahwa psikologi pendidikan merupakan suatu ilmu yang berusaha menjelaskkan masalah – masalah belajar yang di alami individu dari sejak lahir sampai berusia lanjut,terutama yang menyangkut kondisi – kondisi yang menpengaruhi belajar.
5.      Menurut Slavin ( dalam Bachri Thalib, 2010: 4 & 5), adalah psikologi pendidikan secara akademik, yakni sebagai studi mengenai belajar, pembelajaran, dan pengajaran.
6.      Menurut B.F. Skinner (dalam Mudzakir & Sutrisno,1997:10) menyatakan educational psychology is that branch of psychology wihich deals with teaching and laerning.
7.      Menurut Drs Sumadi Suryabrata L ( dalam Mudzakir & Sutrisno,1997:13) menayatakan bahwa ilmu jiwa pendidikan adalah pengetahuan ilmu jiwa mengeani anak didik didalam situasi pendidikan.
8.      Menurut Masrun, MA dan Dra Srimulyani Martaniah ( dalam Mudzakir & Sutrisno,1997:13) ilmu jiwa pendidikan adalah ilmu yang membincangkan segi-segi kejiwaan daripada lapangan pendidikan.
9.      Menurut Alice Crow ( dalam Mudzakir & Sutrisno,1997:13) menyatakan bahwa ilmu jawa pendidikan adalah studi tentang belajar, pertumbuhan dan kematangan individu serta penerapan prinsip-prinsip ilmiah  tentang reaksi manusia yang mempengaruhi mengajar dan belajar.
10.  Menurut Arthur S. Reber (dalam Mulyono, 2001:6) berpandangan bahwa psikologi pendidikan adalah sebuah sub disiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna seperti dalam hal-hal penerapan prinsip-prinsip belajar didalam kelas, pengembangan dan pembaharuan kurikulum, ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan, sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif serta penyelenggaraan pendidikan keguruan.
11.  Menurut Sultan muhammad (dalam Danin dan Khairil, 2010:6) psikologi pendidikan adalah aplikasi dari temuan psikologis di bidang pendidikan.

b.   Pengertian secara umum
Psikologi pendidikan adalah merupakan cabang dari ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Dengan kata lain psikologi pendidikan adalah ilmu yang membahas segi-segi psikologi dalam lapangan pendidikan.
Dari sudut tingkah laku dan perbuatan manusia dalam segala situasi, maka psikologi pendidikan adalah studi ilmiah mengenai tingkah laku individu dalam situasi pendidikan.

B.     Sejarah singkat Psikologi pendidikan
1.      Awal perkembangan
Esensi psikologi telah ada jauh sebelum istilah “psikologi” itu sendiri lahir sebagaimana diperkenalkan oleh Rudolph Goclenius pada tahun 1590. Sampai dengan akhir abad ke-19, psikologi dipandang sebagai bagian dari filsafat dan ilmu faal. Studi psikologi dalam konteks filsafat telah ada sejak peradaban Mesir, Yunani, Cina, india dan persia kuno. Tulisan-tulisan filsuf yunani kuno, seperti Tales, Plato, dan Aristoteles merupkan karya akademik terpenting dalam sejarah pemikiran psikologi selanjutnya.
Para filsuf atau ahli filsafat Yunani kuno telah memikirkan gejala-gejala kejiwaan. Produk pemikiran mereka tentang masalah ini adalah berupa hasil penalaran tingkat tinggi atau naturalistik, karena saat itu belum ada pembuktian secara empiris atau ilmiah , apalagi penelitian eksprimental seperti sekarang. Gejala-gejala kejiwaan kejiwaan mereka jelaskan melalui mitologi, misalnya sebagaimana termuat dalam Mitologi Yunani.
2.      Era kemajuan
Pada awal abad XIX psikolog mengalami kemajuan yang cukup pesat. Gustaf Tehodore Fechner dan Ernest Heinrich Weber menemukan hukum pengindraan melalui eksperimen yang dipublikasikan pada tahun 1860 dalam buku Element of Psikologi. Pada tahun 1600, juhann Amos Comenius, teolog dan pendidik dari Ceko memperkenalkan alat bantu visual dan menyatakan bahwa memahami lebih merupakan tujuan pengajaran ketimbang menghafal.
Dalam alur sejarah perkembangan psikologi, sumbangsih para sarjan ilmu faal yang memiliki minat terhadap gejala-gejala kejiwaan sangat bermakna. Mereka mengadakan teori-teori tentang reflektif, dan kemudian memunculakn aliran behaviorisme.
Berbeda dengan serjana lainnya, F.J Gall melakukan cara unik untuk mengetahui kondisi kejiawaan manusia, yaitu dengan meraba tengkorak kepala orang tersebut. Pada 1802, Piere Louis Cabanis, fisiologis Perancis, diakui sebagai perintis psikologi fisiologis, yang terkenal dengan esainya tentang hubungan antara aspek fisik dan moral manusia. Dokter Wilhelm wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama di Universitas Leipzig pada tahun 1879. Wund kemudian di kenal sebagai “ bapak Psikologi Eksperimental”. Kehadiran laboratorium ini merupakan babak baru dalam sejarah psikologi. Sebagai tokoh psikologi eksperimental dan penganut strukturalisme, Wundt memperkenalkan metode intropeksi yang di gunakan dalaqm eksperimen-eksperimennya. Wilhelm Wundt percaya bahwa jiwa terdiri dari elemen-elemen kejiwaan satu sama lainnya. Muncul teori gestall di Eropa yang merupakan reaksi terhadap pemikiran Wundt dengan asosinismenya. Aliran gestalt menolak ajakan elementisme dari Wundt . aliran gestalt berpendapat bahwa gejala kejiwaan harus di lihat sebagai suatu keseluruhan yang utuh yang tidak pecah dalam bagian-bagian.
3.      Perkembangan Lebih Lanjut
Perkembangan lebih lanjut dari teori gestalt adalah munculnya teori medan dari kurt Lewin. Kurt Lewin yang awalnya tertarik pada paham gestalt ini kemudian mengkritiknya karena di nilainya tidak adekuat. Aliran psikoanalisa yang lahir kemudian sangant besar pengaruhnya bagi perkembangan psikologi era modern ini.
Pada sisi lain, tahun 1883 berdiri laboratorium serupa di Universitas  John Hopkins. Ajaran Wundt kemudian dicoba untuk didesiminasikan di Amerika Serikat. Adalah Edward Bradford Tichener yang menyebarluaskan ajaran-ajaran Wundt itu di negeri paman sam ini. Salah seorang siswa Wiliam James, Edward L Thrndike menulis teks psikologi pendidikan pertama pada tahun 1903 dan mendirikan jurnal psikologi pendidikan tahun 1910. Perkembangan di bidang pendidikan terus menjadi terkait erat dengan psikolog pada paruh pertama abad kedua puluh.
4.      Perkembangan psikologi din Indonesia
Di Indosnesia baik psikologi maupunm psikologi pendidikan berkembang relatif cepat. Dari aneka referensi terungkap bahwa di Indonesia perkembangan psikologi dimulai pada tahun 1953. Profesor Slamet Iman Santoso adalah pelopornya. Dias mendirikan lembaga psikologi pendidikan pertama yang mandiri dan pada tahun 1960. Lembaga psikologi ini sejajar dengan fakultas lain di Universitas Indonesia.
Pada era jajahan, psikologi dan psikologi pendidikan telah menjadi mata pelajaran pada semua jenis sekolah guru. Hal ini terus berlangsung ketika indonesia merdeka.

Boring & murphy dan Burt, terbatas untuk psikologi pendidikan yang berkembang di wilayah Inggris. Sudah tentu riwayat psikologi pendidikan yang mereka tulis itu tak dapat kita jadikan acuan bukan saja karena keterbatasan wilayah pengembangan, melainkan juga karena kadaluarsa karya – karya tulis tersebut.
Seiring perkembangan sains dan tekhnologi, akhirnya lahir dan berkembanglah secara resmi psikologi pendidikan. M enurut David pada umumnya para ahli memandang bahwa Johann Friedrich Herbart adalah bapak  psikologi pendidikan yang konon menurut sebagian anli masih merupakan disiplin sempalan psikologi lainnya. Herbart adalah seorang filosof dan pengarang kenamaan yang lahir di Oldenburg, dalam pandangan Hertbart proses atau memahami sesuatu tergantung pada pengenalan individu terhadap hubungan – hubungan antara ide – ide baru dengan pengetahuanyang telah dia miliki.
Didalam berdirinya psikologi pendidikan ini tidak terlepas dari tiga orang tokoh perintis. Diantara tiga tokoh tersebut adalah:
a). William James
James mengatakan bahwa sangat penting untuk mempelajari proses belajar mengajar di kelas, karena sangat berguna untuk meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu rekomendasinya adalah mulai mengajar pada titik yang sedikit libih tinggi diatas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak dengan tujuan untuk memperluas cakrawala pemikiran anak.
b). John Dewey
Ia adalah tokoh kedua yang berperan besar dalam membentuk psikologi Pendidikan, dia merupakan motor penggerak untuk meaplikasikan psikologi ditingkat praktis. Ada beberapa ide penting yang dapat kita peroleh dari John Dewey ,
1.      Dari Dewey kita mendapatkan pandangan tentang anak sebagai pembelajar aktif ( active learner ). Sebelum dia mengemukakan pandangan ini ada keyakinan bahwa disaat belajar anak – anak mestinya duduk diam di kursi dan mendengarkan pelajaran secara pasif dan sopan, sebaliknya Dewey percaya bahwa anak – anak akan belajar dengan lebih baik jika mereka aktif.
2.      Dari Dewey kita mendapatkan ide bahwa pendidikan seharusnya difokoskan pada anak secara keseluruhan dan memperkuat kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungan, dalam artian anak – anak tidak hanya mendapatkan pelajaran berdasarkan belajar yang bersifat formal tetapi juga bisa bersifat informal.
3.      Dewey juga mendapatkan wawasan bahwa semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang selayaknya.

c). E.L Thorndike.
            Dia adalah tokoh ketiga yang banyak memberikan perhatian pada penilaian dan pengukuran dan perbaikan dasar – dasar belajar secara ilmiah. Thorndike berpendapat bahwa salah satu tugas pendidikan disekolah yang paling penting adalah menanamkan keahlian penalaran anak. Ia sangat  ahli dalam melakukan studi belajar dan mengajar secara ilmiah.
            Pendekatan Thorndike untuk studi pembelajaran digunakan sebagai panduan bagi psikologi pendidikan diparuh pertama  abad ke-20. Dalam ilmu psikologi Amerika, pandangan B. F. Skinner (1938), yang di dasarkan pada ide-ide Thornduke.
            Pendekatan perilaku ala Skinner adalah bahwa proses mental yang di kemukakan oleh psikolog seperti James dan Dewey adalah proses yang tidak dapat di amati dan karenanya tak bisa menjadi subjek studi psikologi ilmiah yang menurutnya adalah ilmu tentang perilaku yang dapat di amati dan ilmu tenyang kondisi-kondisi yang mengendalikan perilaku.
C.  Ruang lingkup psikologi pendidikan

1.    Menurut Samuel Smith ada (ahmad muzakkir & joko sutrisno, 1997:15) ada beberaparuang lingkup psikologi pendidikan yaitu:
a.       pengetahuan tentang psikologi pendidikan.
b.      hereditas atau karakteristik pembawaan sejak lahir.
c.       lingkungan bersifat fisik
d.      perkembangan siswa
e.       proses – proses tingkah laku
f.       hakikat dan ruang lingkup belaja
g.      faktor – faktor yang mempengaruhi belajar
h.      hukum – hukum dan teori – teori belajar
i.        pengukuran, yakni prinsip – prinsip dasar dan batasan – batasan pengukuran / evaluasi
j.        transfer belajar, meliputi mata pelajaran
k.       sudut – sudut pandang praktis mengenai pengukuran
l.         ilmu statistik dasar
m.     kesehatan rohani
n.       pendidikan membentuk watak
o.       pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah menengah
p.       pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah dasar.

2.      Menurut Elliot,dkk (dalam Bachri Thalib,2010:6) menjelaskan bahwa psikologi pendidikan  membahas persoalan psikologi belajar dan pembelajaran berdasarkan fokus atau ruang lingkup psikologi pendidikan yang mencakup upaya mendeskripsiskan , memperbaiki dan meningkatkan kualitas belajar dan  pembelajaran.
3.      Menurut Glover dan Ronning (dalam Bachri Thalib,2010:6) menyatakan bahwa ruang lingkup psikologi pendidikan mencakup topik-topik tentang perkembangan manusia,perbedaan-perbedaan individual, pengukuran pendidikan, belajar dan motivasi belajar serta persoalan-persoalan belajar dan pembelajaran.
4.      Menurut Slavin (dalam Bachri Thalib,2010:6) psikologi pendidikan membahas teori perkembangan , perkembangan anak dan remaja, perbedaan individu, teori prilaku pembelajaran, dasr konseptual teori kognitif dalam pembelajaran, pendekatan konstruktivisme, pengajaran yang efektif, motivasi belajar, pengelolaan kelas, siswa kebutuhan khusus, dan penialaian hasil belajar, kepribadian manusia, sifat-sifat khas individu, perbedaan-perbedaan dalam bakat tinjauan psikologis mengenai manusia dalam proses pendidikan (masalah belajar, perkembangan individu, faktor dasar dan ajar, perubahan individu dalam proses belajar, pengukurtan dan penilaian hasil-hasil pendidikan).
5.       Menurut Crow and Crow (Dalyono ,2001: 15)  mengemukakan bahwa bahwa data yang dicoba didapatkan oleh psikologi pendidikan yang dengan demikian merupakan ruang lingkup psikologi pendidikan antaralain adalah :
a.       sampai sejauh mana faktor – faktor pembawaan dan lingkungan berpengaruh terhadap belajar
b.      sifat – sifat dari proses belajar
c.       hubungan antara tingkat kematangan dengan kesiapan belajar
d.      signifikansi pendidikkan terhadap perbedaan – perbedaan individual dalam kecepatan dan keterbatasan belajar
e.       perubahan – perubahan jiwa yang terjadi selama dalam belajar
f.       hubungan antara prosedur – prosedur mengajar dengan hasil belajar
g.      teknik – teknik yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar
h.      pengaruh atau akibat relatif dari pendidikan formal di bandingkan dengan pengalaman – pengalaman belajar yang insedental dan informal terhadap suatu individu
i.        nilai atau manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan personel sekolah
j.        akibat atau pengaruh psikologi yang di timbulkan oleh kondisi – kondisi sosiologi terhadap sikap para siswa.



D.  Manfaat dan tujuan psikologi pendidikan

1.      Menurut Lingren (dalm Syah, 2002:18) manfaat psikologi pendidikan adalah untuk membantu guru dan para calon guru dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik mengenai kependidikan dan dan prosesnya.
2.      Menurut Chaplin (dalm Syah, 2002:18) menitik berat manfaat psikologi pendidikan untuk memecahkan masalah-masalah yang terdapat dalam dunia pendidikan dengan cara menggunakan metode-metode.
Manfaat mempelajari psikologi pendidikan bagi  pendidik, yaitu:
a.       Peka terhadap perilaku dan kebutuhan manusia untuk belajar
b.      Mengembangkan diri sendiri untuk menjadi manusia pembelajar dan dapat membagi ilmunya pada orang lain secara profesional
c.       Mengetahui teknik-teknik yang tepat untuk memaksimalkan potensi belajar anak didik
d.      Mampu menganalisis kekurangan dan kelebihan dalam metode belajar mengajar baik terhadap diri sendiri maupun orang lain serta berupaya untuk terus memperbaikinya
Sedangkan manfaat mempelajari psikologi pendidikan bagi siswa didik adalah sebagai beriku:
a.     Meningkatkan kemauan dan niat untuk  mencari dan mendapatkan ilmu.
b.    Mengenali naluri dan potensi belajar
c.     Mengembangkan diri menjadi manusia pembelajar
d.   Bertekad untuk meningkatkan harkat dirinya lebih baik dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Adapun tujuan dari psikologi pendidikan adalah untuk mempelajari tingkah laku manusia. Dalam hal ini anak didik dan perubahan tingkah laku sebagai akibat proses  pendidikan dan juga berusaha bagaimana suatu tungkah laku seharusnya diubah dan dibimbing melalui pendidikan.


E.  Metode-metode psikologi

1.      Metode Eksperimen
            Adalah merupakan serangkaian percobaan yang di lakukan eksperimenter di dalam sebuah laboratorium atau ruangan tertentu lainnya. Teknis pelaksanaannya di sesuaikan dengan data yang akan di angkat, misalnya data pendengaran siswa, penglihatan siswa, dan gerak mata siswa ketika sedang membaca. Selain itu, eksperimen dapat pula di pakai untuk mengukur kecepatan bereaksi seorang siswa terhadap stimulus tertentu
            Metode eksperimen adalah, bahawa semua kondisi atau keadaan dalam situasi di kontrol dangan seksama atau setidak-tidaknya di ketahui.
             Metode eksperimen adalah pengamatan secara teliti dalam waktu tertentu, guna mempelajari gejala – gejala yang di timbulkan dengan sengaja, untuk mendapatkan sifat – sifat umum dari gejala – gejala kejiwaan. Mencoba sesuatu sehingga dapat menimbulkan dengan sengaja terhadap situasi yang diselidiki. Hal ini merupakan keunggulan dibandingkan dengan observasi.
2.      Metode kuesioner
            Adalah lazim juga di sebut swebagai surat menyerat, kuesioner di sebut “mail survey” karena pelaksanaan penyebaran dan pengambilannyaq sering dikirinkan ke dan dari responden melalui jasa pos
            Metode kuesioner dalam penyelidikan yang terdahulu dalam lapangan psikologi pendidikan rupa – rupanya kuesioner telah di pergunakan dengan memberikan hasil – hasil yang sangat baik. Kalau pekerjaan memilih pekerjaan – pekerjaan untuk kuesioner itu di lakukan dengan baik metode ini memang sangat berguna.
3.      Metode klinis
            Adalah hanya memperhatikan satu atau dua faktor yang di selediki pada diri sejumlah besar individu, maka metode klinis di pergunakan untuk menyelidiki sejumlah kecilo individu secara teliti dan dalam batas waktu yang sangat besar.
            Metode klinis metode penyelidikan secara mendalam kepada individu yang menyimpang dari tingkah laku normal untuk menentukan diagnosis.
            Metode klinis hanya di gunakan oleh para ahli psikolog klinis atau psikiater. Dalam metode ini terdapat prosedur diagnosis dan penggolongan penyakit kelainan jiwa serta cara – cara memberi perlakuan pemilihin terhadap kelainan jiwa tersebut. Jean Piaget adalah yang mula – mula memanfaatkan metode penyelidikan klinis tersebut untuk kepentingan pendidikan.
4.      Metode studi kasus
            Adalah sebuah metode penelitian yang di gunakan untuk memporeh gambaran yang rinci mengenai aspek – aspek psikologis seorang siswa atau sekelompok siswa tertentu. Metode ini, selain di pakai oleh para peneliti psikoilogi pendidikan, juga sering di pakai oleh peneliti melakukan investigasi dan penafsiran yang lebih luas dan mendalam.
            Metode studi kasus dalam penyelidikan yang                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   mempergunakan metode studi kasus anak-anak yang dipelajari di ikuti perkembanganmnya selama bertahun- tahun, melalui berbagai – bagai periode pertumbuhan.
            Metode studi kasus (dalam Dalyono, 2001:12)penyeldikan terhadap individu secara mendalam meliputi latar belakang sosial, fisik dan psikis. Waktunya cukup lama dan melalui berbagai periode pertumbuhan.
5.      Metode observasi naturalistik
            Adalah sejenis observasi yang di lakukan secara ilmiah. Dalam hal ini, peneliti berada di luar objek yang di teliti atau ia tidak menampakkan diri sebagai orang yang sedang melakukan penelitian.

6.      Metode instropeksi
            Adalah  pengamatan terhadap operasi psikis yang di lakukan oleh diri sendiri. Metode ini  kalau dipergunakan begitu saja, tetapi disertai penggunaan metode lain akan memberikan hasil yang terlalu subjektif sifatnya dengan demikian tidak seluruhnya dapat di percaya.
7.      Metode filosofis spekulatif barangkali tidak tepat benar kalau kita sebutkan introspeksi sebagai metode tersendiri karena prosedur ini banyak di pergunakan dalam hampir semua metode penyelidikan.






Daftar pustaka
Syah Muhibbin, psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002)
Hasan Chalidjah, dimensi – dimensi psikologi pendidikan,(surabaya: PT AL-Ikhlas,1994)
Danim Sudarwan & Khairil, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru, (Bandung: Alfabeta, 2010)
Syamsul Bachri Thalib, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, (Jakarta: Kencana, 2010)
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010)
Dalyono, Psikologi Pendidikan, (jakarat: PT Rineka Cipta, 2001)
Witherington Carl,psikologi pendidikan, (Bandung: Jemmars,1982). Diterjemahkan oleh Buchori.
Mudzakir Ahmad & Sutrisno joko, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Pustaka setia, 1997).
Santrok w. Jhon, psikologi pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007)

0 komentar:

Posting Komentar

Wan Fahrul Rozikin