About

budaya

Pages

Senin, 29 April 2013

METODE PENGAJARAN

A.    PENGGUNAAN METODE PENGAJARAN
         Secara harfiah metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Dengan kata lain metode pengajaran merupakan cara yang digunakan oleh pengajar atau guru untuk mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.

Langkah-langkah dalam menggunakan metode pengajaran secara umum ada tiga tahap, yaitu:
1. Tahap persiapan
    - merumuskan tujuan yang ingin dicapai
    - menentukan materi yang akan
      disampaikan
    - mempersiapkan alat bantu

2. Tahap Pelaksanaan
    - menyampaikan tujuan pembelajaran
    - menyampaikan materi

3. Tahap Evaluasi
    - mengetahui pemahaman siswa
      tentang materi yang disampaikan
    - mengadakan ujian atau latihan yang
      relevan dengan materi yang
      disampaikan





Jenis-jenis Metode Pengajaran

1.      Ceramah
       Metode ceramah merupakan metode pengajaran yang dilakukan dengan cara menyajikan materi pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan secara langsung kepada sekelompok siswa.

a.       Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah
      Kelebihan metode ceramah antara lain:
1)      Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan. Disebut mudah dan murah karena dengan metode ini hanya mengandalkan kemampuan komunikasi guru, dan tidak memerlukan banyak perlengkapan dan persiapan sebelumnya.
2)      Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya mata pelajaran yang banyak dapat dirangkum intisarinya oleh guru dalam waktu singkat.
3)      Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi mana yang perlu ditekankan.
4)      Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas.
5)      Organisasi kelas dengan menggunakan metode ceramah dapat diatur lebih sederhana.

      Disamping itu, metode ceramah juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
1)      Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru.
2)      Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme, karena dalam metode ceramah siswa harus mengandalkan kemampuan auditif mereka. Padahal setiap siswa memiliki kemampuan yang tidak sama, termasuk dalam ketajaman menangkap materi pelajaran melalui pendengaran.
3)      Ceramah dapat dianggap membosankan bagi siswa jika guru tidak dapat menyampaikan meteri dengan menarik.
4)      Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika sesi pertanyaan tidak ada siswa yang bertanya, tidak menjamin bahwa siswa seluruhnya sudah paham.

b.      Langkah-Langkah Menggunakan Metode Ceramah
      Agar metode ceramah berhasil, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan , baik pada tahap persiapan maupun pada tahap pelaksanaan.
1)      Tahap persiapan
·         Merumuskan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran adalah proses yang bertujuan, oleh sebab itu merumuskan tujuan yang jelas merupakan langkah awal yang harus dipersiapkan guru. Apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran dengan ceramah berakhir.
·         Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan. Keberhasilan ceramah sangat tergantung pada tingkat penguasaan guru tentang materi yang akan diceramahkan, oleh karena itu guru harus mempersiapkan pokok-pokok materi yang akan disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
·         Mempersiapkan alat bantu. Alat bantu sangat diperlukan untuk menghindari kesalahan persepsi siswa, oleh karena itu menyediakan alat bantu seperti gambar sangat diperlukan.

2)      Tahap pelaksanaan
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang menentukan. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam langkah pembukaan ini.

a)      Langkah pembukaan
  • Yakinkan bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, guru perlu mengemukakan terlebih dahulu tujuan yang harus dicapai oleh siswa.
  • Lakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Kegiatan apersepsi perlu dilakukan untuk mempersiapkan siswa secara mental agar siswa mampu menerima materi yang akan disampaikan.

b)      Langkah penyajian
       Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur. Agar ceramah kita berkualitas, maka guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi yang sedang disampaikan. Untuk menjaga perhatian ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan:
  • Menjaga kontak mata dengan siswa
  • Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudaah dicerna oleh siswa
  • Sajikan materi pelajaran dengan sistematis
  • Tanggapilah respon siswa dengan segera

c)      Langkah penutupan
      Ceramah harus ditutup agar materi pelajaran yang sudah dipahami siswa tidak hilang. Lakukanlah kegiatan agar siswa tetap mengingat materi pelajaran. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk mendukung hal tersebut antara lain:
  • Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan
  • Merangsang siswa untuk dapat menanggapi materi pelajaran yang telah disampaikan
  • Melakukan evaluasi untuk mengetahui penguasaan siswa tentang materi pelajaran

2.      DEMONSTRASI
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi dan benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
a.       Kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi
Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, diantaranya :
1)      Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2)      Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3)      Dengan cara mengamati langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.
Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya :
1)      Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus bebrapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
2)      Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
3)      Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Disamping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.

b.      Langkah-langkah menggunakan metode demonstrasi
1)      Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang dilakukan, yaitu :
·           Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu.
·           Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. Garis-garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk menghindari kegagalan.
·           Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang diperlukan.
2)      Tahap pelaksanaan
a)        Langkah pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya :
·         Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memerhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
·         Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
·         Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa.
b)        Langkah pelaksanaan demonstrasi
·         Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memerhatikan demonstrasi.
·         Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
·         Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.
·         Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demontrasi itu.
c)        Langkah mengakhiri demonstrasi
Proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

3.      DISKUSI
Metode  diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen,1998). Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama. Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran. Keberatan itu biasanya timbul dari asumsi :
·         Diskusi merupakan metode yang sulit diprediksi hasilnya oleh karena interaksi antar siswa muncul secara spontan, sehingga hasil dan arah diskusi sulit ditentukan.
·         Diskusi biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang, padahal waktu pembelajaran didalam kelas sangat terbatas, sehingga keterbatasan itu tidak mungkin dapat menghasilkan sesuatu secara tuntas.
Dilihat dari pengorganisasian pembelajaran, ada perbedaan yang sangat prinsip dibandingkan dengan metode sebelumnya, yaitu ceramah dan demonstrasi. Kalau metode ceramah atau demonstrasi materi pelajaran sudah diorganisir sedemikian rupa sehingga guru tinggal menyampaikannya, maka tidak demikian halnya dengan metode diskusi. Pada metode ini bahan atau materi pembelajaran tidak diorganisir sebelumnya serta tidak disajikan secara langsung kepada siswa, materi pembelajaran ditemukan dan diorganisisr oleh siswa sendiri, oleh karena tujuan utama metode ini bukan hanya sekedar hasil belajar, tetapi yang lebih penting adalah proses belajar.
Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran, yaitu :
·         Diskusi kelompok
Diskusi ini dinamakan juga sebagai diskusi kelas. Pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Yang mengatur jalannya diskusi adalah guru itu sendiri.
·         Diskusi kelompok kecil
Pada diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dari guru menyajikan masalah dengan beberapa submasalah. Setiap kelompok memecahkan submasalah yang disampaikan guru. Proses diskusi diakhiri dengan laporan setiap kelompok.
Jenis apapun diskusi yang digunakan menurut Bridges (1979), dalam proses pelaksanaannya, guru harus mengatur kondisi agar :
1)      Setiap siswa dapat bicara mengeluarkan gagasan dan pendapatnya.
2)      Setiap siswa harus saling mendengar pendapat orang lain.
3)      Setiap siswa harus saling memberikan respons.
4)      Setiap siswa harus dapat mengumpulkan atau mencatat ide-ide yang dianggap penting.
5)      Melalui diskusi setiap siswa harus dapat mengembangkan pengetahuannya serta memahami isu-isu yang dibicarakan dalam diskusi.

Kondisi tersebut ditekankan oleh Bridges, sebab diskusi merupakan metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran berbasis pemecahan masalah. Strategi ini diharapkan bisa mendorong siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir alamiah serta dapat  mengembangkan pengetahuan siswa. 

a.       Kelebihan dan kelemahan metode diskusi
Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
1)      Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
2)      Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
3)      Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Disamping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.

Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya :
1)      Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan bicara.
2)      Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
3)      Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
4)      Dalam diskusi sering terjadi perbedaab pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol.



b.      Jenis-jenis diskusi
Terdapat bermacam-macam jenis diskusi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, antara lain :
1)      Diskusi kelas
Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi. Prosedur yang digunakan dalam jenis diskusi ini adalah : Pertama, guru membagi tugas sebagai pelaksanaan diskusi. Kedua, sumber masalah memaparkan masalah yang harus dipecahkan selama 10-15 menit. Ketiga, siswa diberi kesempatan untuk menganggapi permasalahn setelah mendaftar pada moderator. Keempat, sumber masalah memberi tanggapan, dan Kelima, moderator menyimpulkan hasil diskusi.

2)      Diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang. Pelaksanaannya dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi-bagi kedalam submasalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya.

3)      Simposium
Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Simposium dilakukan untuk memberikan wawasan yang luas kepada siswa. Setelah para penyaji memberikan pandangannya tentang masalah yang dibahas, maka simposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim perumus yang telah ditentukan sebelumnya.

4)      Diskusi panel
Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang dihadapan audiens.  Diskusi panel berbeda dengan jenis diskusi lainnya. Dalam diskusi panel audiens tidak terlibat secara langsung, tetapi berperan hanya sekedar peninjau para panelis yang sedang melaksanakan diskusi. Oleh sebab itu, agar diskusi panel efektif perlu digabungkan dengan metode lain, misalnya dengan metode penugasan. Siswa disuruh untuk merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.

c.       Langkah-langkah melaksanakan diskusi
Agar penggunaan diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1)      Langkah persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi diantaranya :
·         Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum, maupun tujuan khusus. Tujuan yang ingin dicapai mesti dipahami ileh setipa siswa sebagai peserta diskusi. Tujuan yang jelas dapat dijadikan sebagai kontrol dalam pelaksanaan.
·         Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Misalnya, apabila tujuan yang ingin dicapai adalah penambahan wawasan siswa tentang suatu persoalan, maka dapat digunakan diskusi panel, sedangkan jika yang diutamakan adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam mengembangkan gagasan, maka simposium dianggap sebagai jenis diskusi yang tepat.
·         Menetapkan masalah yang akan dibahas. Masalah dapat ditentukan dari isi materi pembelajaran atau masalah-masalah yang aktual yang terjadi dilingkungan masyarakat yang dihubungkan dengan materi pembelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkan.
·         Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus, manakala diperlukan.

2)      Pelaksanaan diskusi
Beberapa hal yang perli diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah :
·         Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran diskusi.
·         Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya, menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan.
·         Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memperhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan dan lain sebagainya.
·         Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya.
·         Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.

3)      Menutup diskusi
Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah dilakukan hal-hal sebagai berikut,
·         Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.
·         Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.

4.      SIMULASI
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpra-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalamn belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dilakkukan secara lansung pada objek yang sebenarnya.
a.       Kelebihan dan kelemahan metode simulasi
Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode mengajar, diantaranya :
1.      Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
2.      Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karna melalui simulasi siswa diberikan kessempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topic yang disimulasikan.
3.      Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
4.      Memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematic.
5.      Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
Simulasi juga mempunyai kelemahan. Diantaranya :
1.      Pengalamn yang diperoleh dari simulasi tidak selalu tepaat dan sesuai dengan kenyataan dilapangan.
2.      Pengelolaan yang kurang baik.
3.      Factor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakkukan simulasi.

b.      Jenis-jenis simulasi
Simulasi terdiri dari beberapa jenis, yaittu :
a.       Sosiodrama
Yaitu metode pemmbelajaran bermain peran untuk memecahkan asalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, seprti kenakalan remaja.
b.      Psikodrama
\merupakan metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan psikologis.
c.       Role playing
Adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasikan peristiwa sejarah, peristiwa-peristiwa actual, atau kejadian yang mungkin muncul dimasa yang akan datang.


C. langkah-langkah simulasi

1)      Persipan simulasi

§  Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi.
§  Guru memberikan gambaran maslah dalam situasi yang disimulasikan.
§  Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh para pameran, serta waktu yang disediakan.
§  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat dalam pameran simulasi.

2)      Pelaksanaan simulasi
§  Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pameran.
§  Para siswa lainnya mengikui dengan penuh perhatian.


5.      Kerja Lapangan
         Metode kerja lapangan merupakan metode mengajar dengan mengajak siswa kedalam  suatu tempat diluar sekolah yang bertujuan tidak hanya sekedar observasi atau peninjauan saja, tetapi langsung terjun turut aktif ke lapangan kerja agar siswa dapat menghayati sendiri serta bekerja sendiri didalam pekerjaan yang ada dalam masyarakat.

      Kelebihan Metode Kerja Lapangan:
1)      Siswa mendapat kesemmpatan untuk langsung aktif bekerja dilapangan sehingga memperoleh pengalaman langsung dalam bekerja
2)      Siswa menemukan pengertian pemahaman dari pekerjaan itu mengenai kebaikan maupun kekurangannya.

     Kekurangan Metode Kerja Lapangan:
1)      Waktu terbatas tidak memungkinkan memperoleh pengalaman yang
2)      mendalam dan penguasaan pengetahuan yang terbatas
3)      Untuk kerja lapangan perlu biaya yang banyak
4)      Tidak tersedianya trainer guru/pelatih yang ahli

Referensi :
Syah Muhibbun, Psikologi Belajar, Raja Wali pers, Jakarta : 2010. 
Suryabrata Sumadi, Psikologi aPendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta : 2001 



0 komentar:

Posting Komentar

Wan Fahrul Rozikin