About

budaya

Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 19 Mei 2013

TES STANFORD-BINET

SEJARAH TES BINET
pada tahun 1905, Binet mendapatkan tugas dari pemerintahan untuk mendeteksi anak-anak yang memiliki kecerdasan terbelakang. Binet berasumsi bahwa kecerdasan dapat diukur melalui tugas-tugas yang menggunakan penalaran dan pemecahan masalah bukan pada ketrampilan motorik (fisik) dalam melakukan tugasnya binet  bekerja sama dengan ahli psikologi prancis theodore Simon menerbitkan skala Binet-Simon yg pertamanya.
Skala ini, yang dikenal sebagai skla 1905, terdiri dari 30 masalah atau tes yang diatur dalam urutan tingkat kesulitan yang makin tinggi. Tingkat kesulitan ditentukan secara empiris dengan menyelengarakan tes pada 50 anak normal berusia 3 sampai 11 tahun. Dan pada sejumlah anak terbelakang mental dan orang dewasa. Tes tes ini dirancang sehinga mencakup rentang fungsi-fungsi yang luas, yang diangap binet sebagai komponen hakiki inteligensi. Meskipun termasuk disini tes tes-tes indrawi dan persepsi proporsi muatan verbal sebenarnya jauh lebih banyak ditemukan pada skala ini ketimbang pada rangkaian tes tes lain waktu itu.
Pada tahun 1908, skala kedua, jumlah tes ditingkatkan, sejumlah tes yang tidak memuaskan dari dkala terdahulu dihapus, dan semua tes dikelompokka dalam tingkatan umur atas dasar kinerja dari 300 anak normal berusia antara 3 sampai 13 tahun. Dengan demikian, pada level 3 tahun ditempatkan semua tes yang sudah dilalui dan berhasil dikerjakan oleh 80 sampai 90% anak anak normal berusia 3 tahun, pada level 4 tahun, semua tes yang dilalui oleh anak-anak normal 4 tahun; dan seterusnya sampai usia 13 tahun. Skor anak pada seluruh tes bisa dirumuskan sebagai tingkatan mental yang berhubungan dengan usia anak-anak normal yang kinerjanya ia samakan.
Pada tahun 1991, ini adalah Revisi ketiga atas skala Binet-simon, tahun meningalnya Binet pada usia yang masih muda. Dalam skala ini, tak dilakukan perubahan fundamental. Hanya adalah revisi kecil dan relokasi atas tes-tes khusus. Lebih banyak tes ditambahkan ke beberapa tingkatan usia, dan skala ini di perluas sampai pada level orang dewasa.
Bahkan sebelum revisi 1908, tes Binet-simon menarik perhatian luas para psikolog diseluruh dunia.terjemahan dan adaptasi muncul dibanyak Negara, termasuk di Amerika Serikat. Pertama kali dilakukan oleh H.H.Goddard, kemudian oleh psikolog riset di Vineland Training School (untuk anak-anak terbelakang mental).

REVISI-REVISI SKALA STANFORD BINET
Di Amerika Serikat revisi yang paling terkenal dan paling banyak dipakai selama bertahun-tahun ialah revisi yang dilakukan oleh L.M. Terman dan kawan-kawan di Stanford, Oleh karena itu Skala binet yang terkenal diberi nama: “ The Stanford Revision of the Binet-simon Intelegence Scale”
Revisi Stanford pertama atas skala Simon-Binet, dipersiapkan oleh terman dan kolega-koleganya di standford university, diterbitkan pada tahun 1916. Revisi ini memperkenalkan begitu banyak perubahan dan tambahan sehingga sungguh-sungguh menampilkan suatu tes baru. Dan sejumlah soal lama di revisi, dialokasi ulang pada berbagai tingkat usia yang berbeda, atau disingkirkan. Keseluruhan skala ini di standarisasi ulang pada sebuah sampel orang amerika yang terdiri dari kurang lebih  1000 anak dan 400 orang dewasa. Intruksi rinci untuk penyelengarakan tes dan menentukan skor telah disediakan, dan istilah IQ digunakan untuk pertama kalinya dalam tes psikologi.
Revisi Standford yang kedua, muncul pada tahun 1937, terdiri dari dua bentuk yang ekuivalen, L dan M. dalam revisi ini, skalanya sekali lagi diperluas dan distandarisasi ulang sepenuhnya berdasarkan sampel baru dari masyarakat amerika. Akan tetapi, meskipun  ada upaya-upaya serius untuk memperoleh potongan silang (cross-section) dari masyarakat, sampel yang terdiri dari 3.184 responden itu agak lebih tinggi daripada masyarakat AS dalam tingkat sosioekonomis, yang memuat ekses dari kasus-kasus urban, dan mencakup hanya orang-orang kulit putih yang lahir disana.
Revisi standford yang ketiga, diterbitkan pada tahun 1960, menyediakan satu bentuk tungal (L-M) yang memuat soal-soal terbaik dari kedua bentuk 1937. Dalam mempersiapkan Standford-Binet 1960, para pengarang dihadapkan pada dilema umum tes psikologis. Disatu pihak, revisi yang sering dilakukan memang dikehendaki dengan maksud memamfaatkan kemajuan-kemajuan teknis dalam penyusunan tes, pengalaman terdahulu dalam pengunaan tes, serta mempertahankan aktualitas tes itu. Pertimbangan yang disebut terakhir ini terutama penting untuk soal-soal informasi dan materi bergambar, yang bisa dipengaruhi oleh perubahan gaya dalam pakaian, perlengkapan rumah tangga, mobil dan hal-hal umum lainya. Pengunaan isi tes yang tidak actual lagi bisa secara serius memperkecil Rapport dan mengubah tingkat kesulitan soal-soal. Dipihak lain, revisi bisa mengubah banyak data terakumulasi yang tidak dapat diaplikasikan kebentuk baru.


KLASIFIKASI IQ:
140 Keatas
Very  Superior
120-139
Suerior
110-119
Rata-rata Atas (High average)
90-109
Normal atau Rata-rata
80-89
Rata-rata Bawah (Low average)
70-79
Boderline Deffective
69-Kebawah
Cacat Mental ( mentally devective)

ADMINISTRASI TES  BINET:
Dalam melaksanakan tes Binet ada beberapa hal yang harus dilakukan, yakni sebagai berikut
·         PROLOG :
1.      Ucapkan Terima Kasih
2.      Menjelaskan tujuan pemeriksaan psikologis
3.      Menjelaskan prosedur pemeriksaan
4.      Penjelasan tentang alat yang akan digunakan
5.      Prosedur ijin kebelakang
6.      Menanyakan kesiapan testee
7.      Etika hasil
8.      Mengecek alat-alat yang akan digunakan
9.      Melaksanakan tes binet
10.  Melakukan scoring tes binet
11.  Membuat laporan
·         Mengecek alat-alat yang akan digunakan,
·         Melaksanakan tes binet
·         Melakukan scoring tes binet
·         Membuat hasil laporan
Dimana tes akan dimulai. Beberapa hal yang mesti diperhatikan untuk menentukan awal tes Binet  yaitu ::
1.      Menetukan umur kronologis anak(CA)
2.      Tes dimulai pada titik dimana anak mempunyai  kemungkinan  untuk berhasil \, akan  tetapi dengan usaha
3.      Pada umumnya tes binet dimulai setengah tahun atau satu tahun dibawah umur kronologis anak.
Menentukan tingkat umur “basal” dan “celling” :
ü  Basal :
Umur basal jika seseorang testee dapat menjawab seluruh item pada suatu subtes.
ü  Celling :
umur “celling” jika seseorang tidak dapat menjawab seluruh item pada suatu subtes.

MENCARI IQ :
Rumus : IQ = MA / CA X 100
Ket :
ü  MA : umur mental didapatkan dengan cara umur basal ditambah dengan kridit tambahan yang diperoleh subjek diatas umur basalnya.
ü  CA : Kronologi umur diperoleh dari menghitung umur berdasarkan tanggal kelahiran atau umur kalender.

TUGAS TESTER :
1.      Mengevaluasi yang dilakukan subjek tertentu pada kondisi yang telah ditentukan.
2.      Penyekoran tes binet harus diskror selama penyajian, sedangkan konsultasi dengan kunci penyekoran setelah skor penyekoran.
3.      Mempertahankan validitas dalam penyajian tes, dimana ada 3 hal penting yaitu :
a.       Prosedur baku harus diikuti
b.      Tercipta dan terpeliharanya hubungan baik agar testee mendapatkan rasa nyaman dan tenang dalam tes.
c.       Pebyekoran dengan respon yang tepat,
PRINSIP UMUM DALAM PELAKSANAAN TES :
1.      Seorang tester boleh mengulangi pertanyaan lebih dari satu kali, tapi sedapat mungkin pertanyaan tersebut jangan diulang.
2.      Apabila testee tidak mengerti pertanyaan yang diajukan , maka tester bias menjelaskan bagian terpenting dari pertanyaan tersebut.
3.      Untuk tes ingatan tidak dapat diulang, kecuali ada yang membuat testee tidak mengerti seperti suara tester yang tidak jelas atau pendengaran testee yang kurang baik.
4.    Apabila jawaban yang diberikan meragukan dalam penyajian tes, maka perlu dilakukan penjelasan lebih lanjut dari jawaban yang diberikan oleh testee.
5.      Skor positif hanya apabila subjek tahu arti standar atau baku walaupun jawaban lain betul.






Sumber Referensi

Anne Anastasi, Susana Urbina. 2007. Tes Psikologi edisi ketujuh. Jakarta : PT Indeks
http://adhyatmanprabowo.files.wordpress.com/2010/10/sejarah-dan-administrasi-tes-inteleg

Wan Fahrul Rozikin