Intervensi dini adalah serangkaian tindakan tertentu yang dilakukan orang tua, psikolog, pengasuh atau pendidik pada anak usia dini yang perkembangan kemampuannya menyimpang karena tidak sesuai dengan usianya.
Tujuan intervensi dini adalah untuk memahami anak secara keseluruhan serta mengoreksi, memperbaiki dan mengatasi masalah penyimpangan perkembangan sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Dalam melakukan intervensi, kita tidak hanya mengidentifikasi kekurangan anak, tetapi juga kekuatannya yang bisa digunakan untuk menolong anak mengatasi masalahnya.
Apabila gangguan berlanjut berlanjut maka akan menjadi suatu bentuk kecacatan yang menetap pada anak. Namun, apabila sejak dini gangguan tumbuh kembang sudah terdeteksi, maka kita dapat melakukan suatu intervensi sesuai dengan kebutuhan anak. Melalui intervensi yang dilakukan sejak dini itulah tumbuh kembang anak pada tahap selanjutnya dapat berjalan dengan lebih baik.
Terapi : usaha sistematik untuk memahami dan mengubah perilaku anak dalam kerangka perkembangan dan sosiokulturalnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih intervensi psikologis :
- Permasalahan & penyebab
- Usia & tingkat perkembangan
- Kapasitas intelektual
- Perkembangan emosi
- Karakteristik/kepribadian anak
- Minat anak
Keberhasilan terapi tergantung pada :
- Berat ringannya gangguan
- Jenis gangguan
- Fasilitas yang tersedia
- Keterampilan terapis
- Peran aktif keluarga
PSIKOANALISIS
Teknik yang dikemukakan oleh Freud.
Bentuk terapi :
- Free association, dimana pasien bebas menceritakan apa saja yang ada dipikirannya, lalu psikolog menginterpretasikan lagi cerita tersebut.
- Katarsis
- Bible counseling (membaca buku sesuai dengan permasalahan anak).
- Expressive therapy : play therapy & art therapy
Play therapy : merupakan proses hubungan anak dan terapis yang dapat mengeksplorasi perasaan anak untuk membantu mengatasi masalah yang dialami anak. Bagaimana anak bermain, objek yang dipilih, verbalisasi merupakan suatu katarsis/terapi. Selain itu, cara anak bermain menunjukkan bagaimana mereka berhubungan dengan figur signifikan dan cara mengatasi masalah.
HUMANISTIK
Disebut juga terapi fenomenologi, dimana perilaku abnormal merupakan hasil dari kegagalan untuk menerima diri sendiri dan bertanggung jawab terhadap tindakan sendiri.
Tujuan terapi yaitu klien diharapkan meraih potensi secara total (aktualisasi diri) klien akan menemukan jawaban atas permasalahannya.
Gangguan juga muncul karena adanya gap antara real self dgn ideal self.
Biasanya untuk masalah low self esteem, kurang penerimaan diri.
Bentuk intervensi yaitu Client-centered therapy, dimana klien menilai pikiran dan perasaan mereka dan mulai mengeksplor efeknya pada perilaku dan insight pemecahan masalah sendiri.
Terapis tidak menginterpretasi dan tidak pernah mengatakan bagaimana cara memecahkan masalah.
FAMILY THERAPY
Family therapy : banyak masalah yang diakibatkan dalam lingkup keluarga sehingga untuk mengatasinya diperlukan kerja sama dan pengertian keluarga.
COGNITIVE
Masalah cognitive deficit & cognitif distortion
Bagaimana pikiran mempengaruhi emosi dan perilaku. Misalnya, masalah kecemasan, CD, ODD.
Membantu klien mengenal pikiran irasional dan menggantinya menjadi lebih rasional
Behavioristik
Teknik yang digunakan untuk mengubah perilaku (anak & orangtua) yang dapat memunculkan perilaku yang diinginkan dan menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan.
Desensitisasi sistematis yaitu teknik untuk mengurangi perilaku kecemasan dan ketakutan secara sistematis, dimana klien secara bertahap dihadapkan pada stimulus yang menyebabkan stimulus pada gangguan kecemasannya.
Modelling adalah proses belajar melalui pengamatan dengan memberikan contoh perilaku yang dianggap ideal.
Relaxation
Contingency Management
Chaning
0 komentar:
Posting Komentar