SEJARAH
TES BINET
pada tahun 1905, Binet
mendapatkan tugas dari pemerintahan untuk mendeteksi anak-anak yang memiliki
kecerdasan terbelakang. Binet berasumsi bahwa kecerdasan dapat diukur melalui
tugas-tugas yang menggunakan penalaran dan pemecahan masalah bukan pada
ketrampilan motorik (fisik) dalam melakukan tugasnya binet bekerja sama dengan ahli psikologi prancis
theodore Simon menerbitkan skala Binet-Simon yg pertamanya.
Skala ini, yang dikenal
sebagai skla 1905, terdiri dari 30 masalah atau tes yang diatur dalam urutan
tingkat kesulitan yang makin tinggi. Tingkat kesulitan ditentukan secara
empiris dengan menyelengarakan tes pada 50 anak normal berusia 3 sampai 11
tahun. Dan pada sejumlah anak terbelakang mental dan orang dewasa. Tes tes ini
dirancang sehinga mencakup rentang fungsi-fungsi yang luas, yang diangap binet
sebagai komponen hakiki inteligensi. Meskipun termasuk disini tes tes-tes
indrawi dan persepsi proporsi muatan verbal sebenarnya jauh lebih banyak
ditemukan pada skala ini ketimbang pada rangkaian tes tes lain waktu itu.
Pada tahun 1908, skala
kedua, jumlah tes ditingkatkan, sejumlah tes yang tidak memuaskan dari dkala
terdahulu dihapus, dan semua tes dikelompokka dalam tingkatan umur atas dasar
kinerja dari 300 anak normal berusia antara 3 sampai 13 tahun. Dengan demikian,
pada level 3 tahun ditempatkan semua tes yang sudah dilalui dan berhasil dikerjakan
oleh 80 sampai 90% anak anak normal berusia 3 tahun, pada level 4 tahun, semua
tes yang dilalui oleh anak-anak normal 4 tahun; dan seterusnya sampai usia 13
tahun. Skor anak pada seluruh tes bisa dirumuskan sebagai tingkatan mental yang berhubungan dengan usia anak-anak normal yang
kinerjanya ia samakan.
Pada tahun 1991, ini
adalah Revisi ketiga atas skala Binet-simon, tahun meningalnya Binet pada usia
yang masih muda. Dalam skala ini, tak dilakukan perubahan fundamental. Hanya
adalah revisi kecil dan relokasi atas tes-tes khusus. Lebih banyak tes
ditambahkan ke beberapa tingkatan usia, dan skala ini di perluas sampai pada
level orang dewasa.
Bahkan sebelum revisi
1908, tes Binet-simon menarik perhatian luas para psikolog diseluruh
dunia.terjemahan dan adaptasi muncul dibanyak Negara, termasuk di Amerika
Serikat. Pertama kali dilakukan oleh H.H.Goddard, kemudian oleh psikolog riset
di Vineland Training School (untuk anak-anak terbelakang mental).
REVISI-REVISI SKALA STANFORD BINET
Di Amerika Serikat revisi
yang paling terkenal dan paling banyak dipakai selama bertahun-tahun ialah
revisi yang dilakukan oleh L.M. Terman dan kawan-kawan di Stanford, Oleh
karena itu Skala binet yang terkenal diberi nama: “ The Stanford Revision
of the Binet-simon Intelegence Scale”
Revisi Stanford pertama
atas skala Simon-Binet, dipersiapkan oleh terman dan kolega-koleganya di
standford university, diterbitkan pada tahun 1916. Revisi ini memperkenalkan
begitu banyak perubahan dan tambahan sehingga sungguh-sungguh menampilkan suatu
tes baru. Dan sejumlah soal lama di revisi, dialokasi ulang pada berbagai
tingkat usia yang berbeda, atau disingkirkan. Keseluruhan skala ini di
standarisasi ulang pada sebuah sampel orang amerika yang terdiri dari kurang
lebih 1000 anak dan 400 orang dewasa.
Intruksi rinci untuk penyelengarakan tes dan menentukan skor telah disediakan,
dan istilah IQ digunakan untuk pertama kalinya dalam tes psikologi.
Revisi Standford yang
kedua, muncul pada tahun 1937, terdiri dari dua bentuk yang ekuivalen, L dan M.
dalam revisi ini, skalanya sekali lagi diperluas dan distandarisasi ulang
sepenuhnya berdasarkan sampel baru dari masyarakat amerika. Akan tetapi,
meskipun ada upaya-upaya serius untuk
memperoleh potongan silang (cross-section) dari masyarakat, sampel yang terdiri
dari 3.184 responden itu agak lebih tinggi daripada masyarakat AS dalam tingkat
sosioekonomis, yang memuat ekses dari kasus-kasus urban, dan mencakup hanya
orang-orang kulit putih yang lahir disana.
Revisi standford yang
ketiga, diterbitkan pada tahun 1960, menyediakan satu bentuk tungal (L-M) yang
memuat soal-soal terbaik dari kedua bentuk 1937. Dalam mempersiapkan
Standford-Binet 1960, para pengarang dihadapkan pada dilema umum tes
psikologis. Disatu pihak, revisi yang sering dilakukan memang dikehendaki
dengan maksud memamfaatkan kemajuan-kemajuan teknis dalam penyusunan tes,
pengalaman terdahulu dalam pengunaan tes, serta mempertahankan aktualitas tes
itu. Pertimbangan yang disebut terakhir ini terutama penting untuk soal-soal informasi
dan materi bergambar, yang bisa dipengaruhi oleh perubahan gaya dalam pakaian,
perlengkapan rumah tangga, mobil dan hal-hal umum lainya. Pengunaan isi tes
yang tidak actual lagi bisa secara serius memperkecil Rapport dan mengubah tingkat kesulitan soal-soal. Dipihak lain,
revisi bisa mengubah banyak data terakumulasi yang tidak dapat diaplikasikan
kebentuk baru.
KLASIFIKASI IQ:
140 Keatas
|
Very
Superior
|
120-139
|
Suerior
|
110-119
|
Rata-rata Atas (High average)
|
90-109
|
Normal atau Rata-rata
|
80-89
|
Rata-rata Bawah (Low average)
|
70-79
|
Boderline Deffective
|
69-Kebawah
|
Cacat Mental ( mentally devective)
|
ADMINISTRASI TES BINET:
Dalam melaksanakan tes
Binet ada beberapa hal yang harus dilakukan, yakni sebagai berikut
·
PROLOG :
1. Ucapkan
Terima Kasih
2. Menjelaskan
tujuan pemeriksaan psikologis
3. Menjelaskan
prosedur pemeriksaan
4. Penjelasan
tentang alat yang akan digunakan
5. Prosedur
ijin kebelakang
6. Menanyakan
kesiapan testee
7. Etika
hasil
8. Mengecek
alat-alat yang akan digunakan
9. Melaksanakan
tes binet
10. Melakukan
scoring tes binet
11. Membuat
laporan
·
Mengecek alat-alat yang akan digunakan,
·
Melaksanakan tes binet
·
Melakukan scoring tes binet
·
Membuat hasil laporan
Dimana tes akan
dimulai. Beberapa hal yang mesti diperhatikan untuk menentukan awal tes Binet yaitu ::
1. Menetukan
umur kronologis anak(CA)
2. Tes
dimulai pada titik dimana anak mempunyai
kemungkinan untuk berhasil \,
akan tetapi dengan usaha
3. Pada
umumnya tes binet dimulai setengah tahun atau satu tahun dibawah umur
kronologis anak.
Menentukan tingkat umur “basal” dan
“celling” :
ü Basal
:
Umur
basal jika seseorang testee dapat menjawab seluruh item pada suatu subtes.
ü Celling
:
umur
“celling” jika seseorang tidak dapat menjawab seluruh item pada suatu subtes.
MENCARI
IQ :
Rumus : IQ = MA / CA
X 100
Ket :
ü MA
: umur mental didapatkan dengan cara umur basal ditambah dengan kridit tambahan
yang diperoleh subjek diatas umur basalnya.
ü CA
: Kronologi umur diperoleh dari menghitung umur berdasarkan tanggal kelahiran
atau umur kalender.
TUGAS
TESTER :
1.
Mengevaluasi yang dilakukan subjek
tertentu pada kondisi yang telah ditentukan.
2.
Penyekoran tes binet harus diskror
selama penyajian, sedangkan konsultasi dengan kunci penyekoran setelah skor
penyekoran.
3.
Mempertahankan validitas dalam penyajian
tes, dimana ada 3 hal penting yaitu :
a. Prosedur
baku harus diikuti
b. Tercipta
dan terpeliharanya hubungan baik agar testee mendapatkan rasa nyaman dan tenang
dalam tes.
c. Pebyekoran
dengan respon yang tepat,
PRINSIP
UMUM DALAM PELAKSANAAN TES :
1.
Seorang tester boleh mengulangi
pertanyaan lebih dari satu kali, tapi sedapat mungkin pertanyaan tersebut
jangan diulang.
2.
Apabila testee tidak mengerti pertanyaan
yang diajukan , maka tester bias menjelaskan bagian terpenting dari pertanyaan
tersebut.
3.
Untuk tes ingatan tidak dapat diulang,
kecuali ada yang membuat testee tidak mengerti seperti suara tester yang tidak
jelas atau pendengaran testee yang kurang baik.
4. Apabila jawaban yang diberikan meragukan
dalam penyajian tes, maka perlu dilakukan penjelasan lebih lanjut dari jawaban
yang diberikan oleh testee.
5.
Skor positif hanya apabila subjek tahu
arti standar atau baku walaupun jawaban lain betul.
Sumber Referensi
Anne
Anastasi, Susana Urbina. 2007. Tes
Psikologi edisi ketujuh. Jakarta : PT Indeks
http://adhyatmanprabowo.files.wordpress.com/2010/10/sejarah-dan-administrasi-tes-inteleg
0 komentar:
Posting Komentar