About

budaya

Pages

Rabu, 14 Maret 2012

Sepuluh Resep Efektif Untuk Menguatkan Kepribadian

inilah sepuluh resep untuk menguatkan kepribadian, menutup celah kekurangan, sehingga elemen-elemen pembunuhan kepribadian tidak menyerang diri anda. para pakar pengalaman meringkasnya sebagai berikut.

  1. biasakan untuk melihat sesuatu dari hakikat dan esensinya, serta tidak merasa cukup dengan melihat permukaan saja.
  2. jujur, iklas, bersunguh-sunguh, dan membiasakan diri untuk bberpikir dan mengkaji sesuatu secara mendalam. 
  3. merdeka dalam hal tidak hanya mengikuti kebiasaan dan pemikiran orang lain. ambillah pengetahuan dan prinsip dari hal hal-hal yang telah anda terima, anda dengar, dan anda lihat sendiri
  4. berada dalam keseimbangan antara khayalan dan kenyataan hidup. selanjutnya, bercampurlah antara pengaruh lingkungan dengan eksistensi and, perasaan anda, dan pengalaman anda
  5. teliti dan jelas dalam mengekpresikan pemikiran anda.
  6. mampu mengendalikan emosi dan perasaan, tidak dikuasai oleh keduanya, kecuali sesudah menganalisisnya dengan akal, dalil, dan argumentasi.
  7. menyibukkan diri dengan kerja yang bermamfaat dan berfaedah, karena jika akal pikiran tidak disibukkan dengan kebenaran, maka dia akan tersibukkan oleh kebatilan.
  8. puas dengan kerja yang dilakukannya, tidak puas dengan dengan kemampuan minimal yang dikerahkannya dalam pekerjaan tetapi terus berusaha untuk memperbaikinya mengembangkannya dengan inovasi tanpa henti.
  9. tidak tergantung kepada orang lain, karena hal itu. akan mendisfungsikan dayya pikir, dan melemahkan akal pikiran. berpegang kepada pendapat seseorang menyelisihi prinsip dan musyawarah. pada waktu yang sama, dia tetap dapat mengambil mamfaat dari orang lain.
  10. meyibukkan panca indra untuk berpikir, merenung, dan mengamati secara teliti. itulah sebaik-baiknya penolong bagi pemikiran. tidak menyibukkan akalpikiran dengan hal hal yang memancing perdebatan dan kebencian atau mendengar kata-kata yang buruk. semua itu menganggu daya pikir dan menelantarkan akal pikiran.

0 komentar:

Posting Komentar

Wan Fahrul Rozikin